Tuhan aku lelah..
Ingin aku meluapkan ini hanya Kau yang mendengarkan. Tapi mungkin aku adalah salah satu diantara beribu hambamu yang lain yang tak merasakan cukup walau hanya bercakap dengan Mu. Malam ini aku ingin sekali lagi menuliskannya. Entah lah setelah mengeluarkan semuanya aku rasa, ini sebuah rasa kepuasan mengalir sampai ke ulu nadi ku, walau aku tahu akan banyak orang yang melihat dan mengintepretasikan lain.Tapi biarlah. Sekali lagi aku tak perduli.
Tuhan jika engkau ingin putuskan aliran nadi ku mengapa harus dia yang kau kirimkan untuk ku. Mengapa tak kau sendiri saja yang melakukannya?Setidaknya aku akan merasakan betapa lembutnya tangan mu walau nantinya aku akan mati di tanganmu. Haruskah dia yang kau kirim untuk mengoyak habis otak ku, sehingga tak dapat ku membedakan antara sayang dan kebencian.
Apa memang rasa sayang itu sesakit ini?
Tuhan sungguh kau maha membolak-balikkan perasaan ini. Sebentar kau beri kebahagiaan sebentar kau biarkan air mata ini terburai.
Malam ini kau berikan lagi kesempatan untuk aku bisa menatap wajahnya sedekat ini. Nyaman. Itu yang kurasakan saat ini. Menatap tubuhnya yang kini meringkuk kelelahan. Tuhan, Sungguh aku tak pernah fikirkan ini sebelumnya. Aku masih saja tak percaya. Kau hadirkan dia ditengah-tengah keluargaku. Kau yang tuntun dia untuk tiba-tiba saja datang ke kotaku.Sungguh tak sanggup aku berkata lagi. Jantungku seakan ingin melonjak keluar saat ku ketahui dia mulai keluar dari gerbong kereta. Mencari-cari ku diantara kerumunan-Mengulaskan senyum yang masih menjadi favoritku. Andai dia tahu, saat itu ingin sekali aku berhambur memeluk tubuhnya. Namun apa yang terjadi aku justru menampakkan raut seolah tak mengenalinya. Senyum dari bibirkupun tak nampak. Bodoh!
Kau tahu. Betapa aku bersusah payah untuk menyembunyikan kebahagiaanku. Aku hanya tak ingin kau bisa membaca fikiranku bahwa aku teramat bahagia saat itu. Aku hanya ingin kau tak merasa geer bahwa aku memang sedang menunggumu.
Namun apa sedikit kebahagiaan ini akan terus ada untukku Tuhan? walau kenyataannya akan ku ketahui esok, kita tak akan lagi sedekat ini. Dia akan tenggelam dengan dunianya lagi. Dan itu tandanya aku harus dengan tega bermain sandiwara kembali dengan hati dan ego ku. Aku tak pernah takut akan suatu hal, aku hanya takut akan kepulanganmu.
Sedikit. Iya ada sedikit perasaan lega yang mengalir dalam tubuhku. Hari ini akhirnya kamu membicarakan kita. Walau kenyataannya tak sesuai yang selama ini aku nantikan, walau kenyataannya masih tanpa ada keputusan yang pasti dari bibirmu.
Kamu memintaku untuk mengerti. Kamu yang masih saja berdalih sedang mengusahakan ku. Dan pada kenyataannya semua masih menyisakan tanda tanya besar di otak ku. Aku masih saja belum mengerti jalan fikiranmu. Bahkan sampai aku hunus kau dengan tatapan tajamku berharap aku akan temukan jawabannya sendiri dari kedua matamu. Namun nihil. Sungguh kau benar-benar asing di mataku.
Hanya perlu kamu tahu. Aku masih dengan sabar mengikuti permainanmu sampai kesabaranku ini tak berbatas. namun Jika nanti waktu tak lagi dapat menunggumu, jika hati ini telah lelah untuk mengikutimu dan jika hati telah menemukan tempat untuknya berpulang atas kesudahan mengikuti jejakmu yang masih saja terkungkung dengan fikiranmu sendiri, jangan lagi kau tahan lajunya. Karena kini Tuhan telah menyiapkan rumah yang lain yang sekarang sedang menunggu hati berpulang. Dan itu tandanya kita tak akan sedekat ini lagi.
Selamat malam moodboster ku :)