Awalnya saya tak mengenal betul aliran-aliran music jazz.
Well masyarakat awam mengenal music jazz hanya diperuntukkan untuk orang-orang
yang berkelas, karena penikmat music jazz ini mengapresiasikan perasaan kedalam
aliran music ini dengan ekspresi yang tak mudah dijelaskan. Karena itu aliran
music jazz harus benar-benar dirasakan dalam hati dan dari situ makna dari
music itu sendiri akan tertangkap. Awal perkembangan jazz berasal dari Negara
Eropa, dan dengan seiring perkembangan jaman, music jazz telah merambah ke
seluruh penjuru dunia, khususnya ke Indonesia.
Music jazz di Indonesia pun
telah mengalami metamorphosis yang cukup panjang, dan walaupun dewasa ini
banyak sekali genre-genre music di Indonesia yang merambah ditelinga
masyarakat, tapi jazz seakan tak akan lekang oleh waktu. Yah walaupun tetep
nilai jual music jazz masih kalah saing dengan banyak nya genre music di
Indonesia. Tapi tetap Indonesia memiliki
music jazz yang modern dan tentunya easy listening, dengan sedikit sentuhan
dari tangan kreatif sang composer sehingga jazz gak akan jadul lagi. here they
are Band yang membawa dan tetap eksis dengan aliran music yang dibilang gak
“latah” dengan genre-genre music di Indonesia :
1. Maliq & D’Essentials
Awalnya Maliq & D’Essentials dibentuk dengan jumlah
personil sebanyak 8 orang pada 15 Mei 2002, sudah mengenal band ini saat saya
masih duduk di SMP, tapi mungkin band ini masih belum booming seperti band-band
local lainnya, selain itu music jazz masih belum banyak penikmat nya.
Awal Nama
Maliq adalah kepanjangan dari music and live instrument quality yang di buat
konsepnya oleh Angga dan Widi (producer, composer, arranger & song writer)
dan Indra Sulisto yang pada saat itu menjadi executive producer sekaligus
manager dari band Maliq & d'essentials saat itu. Sebenarnya awal karier
mereka dimulai sebagai penyanyi café dibeberapa hotel ternama di Jakarta, dan
barulah masuk ke dalam dapur rekaman di tahun 2004, dan merilis album pertama
dengan single nya berjudul “Terdiam” di
tahun 2005. Kemudian pasang surut personil yang sempat membuat perjalanan karir
Maliq & D’Essential sedikigt terhambat, dan barulah di awal tahun 2007
mereka meluncurkan album kedunya “Free Your Mind” dengan single pertama yakni
“Heaven” dan disusul dengan “Beri Cinta Waktu”.
Again and again sang gitaris
mengundurkan diri dan membentuk band lain, tapi tetap band ini mencoba tetap
eksis dengan genre yang mereka bawakan dan tebukti sekali di tahun 2009 mereka berhasil
menetaskan album yang ketiga dengan judul “ Mata, Hati, Telinga” dengan single
nya berjudul “Pilihanku”. Di dalam album ini agak sedikit dibuat berbeda,
contemporer dan tidak meninggalkan unsur jazz itu sendiri yang dipadu padankan
dengan classic pop. Dan inilah personil Maliq & D’Essential hingga sekarang menjadi Indah (vocal), Lale (gitar), Ifa
(piano), Jawa (bass) serta Amar (terompet).
2. Ecoutez
Seperti halnya Maliq & D’Essentials, ecoutez mengalami silih
bergantinya para personil. Band yang beraliran Pop jazz ini telah terbentuk
sejak tahun 2005 yang ber anggotakan Delia (vokal), Ayi (gitar), Leo (bas),
Iyas (keyboard), Jay (drum), yang resmi di Jakarta berhasil menyuguhkan kita
sebagai penikmat music Indonesia dengan tempo ditiap music yang enak banget di
dengar. Bener-bener perpaduan yang asyik antara music pop dan tak meninggalkan unsur
jazz sedikitpun. Dengan debut pertama mereka yakni “Simpan Saja” kemudian
disusul single yang kedua yakni “Percayalah”.
Dari sinilah Ecoutez yang membuat
saya jatuh hati sebagai newbie penikmat misic jazz kontemporer. Di tiap lyric
lagu mereka bener-bener sangat ringan didengar tapi juga tidak sembarangan. Terbukti
saat bulan Mei 2011 lalu sempat menggelar konser di Sutos Surabaya antusias
baik dari remaja kelas atas maupun biasa saja (termasuk saya) bener-bener
terhibur saat Delia mulai membawakan lagu pertama yakni lagu dari Katty Perry “California Gurls”
dan kemudian disusul single-single mereka sendiri yang membuat kami para penonton
tak khayal ikut bernyanyi dengan mereka. Yep! Baru pertama kalinya liat wajah
ayu Delia langsung dengan jarak kurang dari 1 meter dan bernyanyi bersama nya
saat ngebawain lagu “Percayalah” bener- bener ngebius seluruh penonton termasuk
saya karena sempat bernyanyi bersama, hehe..
saat Ecoutez Manggung Di Sutos Surabaya
kesempatan nyanyi bareng ama Delia tapi burem gambarnya :(
yah namanya pke kemera HP 2 MP pula :(
Tapi sayangnya bulan oktober 2011 lalu Delia resmi
mengundurkan diri dan Andrea Lee yang telah berhasil dipilih oleh ke empat
personil lainnya yang akan menggantikan Delia dan akan segera merilis album
yang kedua bersama Vokalis baru, Gud Luck dee :)
Ecoutez bersama personil barunya, pengganti Delia hiks :(
tapi semoga lebih bagus lg dee :)
3. Barry Likumahua
Awalnya saya bener-bener tak mengenal sosok pemuda darah kelahiran
Ambon ini, gara- gara seorang temen yang saat itu sedang melihat konser Java
Jazz yang ada di Jogja tepatnya barulah saya mecoba mencari tahu sosok dari
Barry Likumahua ini. Pemuda kelahiran 14 Juni 1983 ini awalnya adalah bersolo
karir dengan darah musisi yang telah mengalir di dalam dirinya. Ayahnya Benny
Likumahua adalah musisi Jazz di era 80-90an.
Seolah tak ingin mendompleng nama
Besar sang Ayah, Barry akhirnya mencoba untuk otodidak menekuni music bergenre
lain dari sang ayah. Pernah semasa SMP bersama teman-temannya membentuk sebuah
band punk pop, atau sejenisnya. Yah namanya juga darah musisi jazz sudah
melekat didalam dirinya, seperti apapun genre music yang dimainkan
ujung-ujungnya kedengarannya seperti Jazz, nah baru di bangku kuliah itulah dia
mendapatkan teman yang bisa mengenal music jazz sama seperti dirinya. Pria yang
pernah menyabet Best Bassist Asian Beat Festival Jakarta 2003 ini bener-bener
paham arti dari “belajar”. Disaat dirinya telah stuck dengan rumitnya
memecahkan nada-nada ditiap musicnya dan akhirnya dia mencoba untuk berdiskusi
dengan sang ayah. Yang didapat bukanlah suatu titik terang, justru banyak
mengalami percekcokan, dan diputuskannya dia untuk belajar di Farabi Music
Course.
Akhirnya di tahun 2008 bersama teman-temannya terbentuklah
Barry Likumahua Project atau yang biasa disingkat BLP yang sering mengikuti
berbagai event Music Jazz di Jak Jazz (Jakarta Jazz Festival) maupun Java Jazz
4. Abdul and The Coffee Theory
Tak jauh berbeda dengan Barry, Abdul And the Coffee Theory
sebenarnya juga solo karir yang mengangkat tema juga sama Pop Jazzy. Yep,
tentunya Abdul and the Coffe Theory juga membawa warna berbeda buat music di
Indonesia. Tengku Muhammad Abdullah Amin Anshari biasa disebut Abdul, pria
berdarah kelahiran Medan ini menggabungkan unsur The Coffee theory ini karena
melihat disekitar si Abdul ini masyarakatnya suka dengan ngopi, nongkrong dan
sejenisnya berharap bisa menikmati music nya dengan antusias. Dengan album
pertamanya “Lovable” yang single lagunya paling hits banget yakni “Beauty is
You” and “Bodoh Untuk Setia” bener- bener sebuah konsep yang menarik buat
pencinta music jazz. Apalagi di padu padankan dengan alunan music akustik nya so
nyuumy,,,, Heheh
Di tahun 2010 kemarin bersama 3 rekannya pria alumnus fakultas
hukum Universitas Trisakti ini mengeluarkan single nya berjudul “ Aku Suka
Caramu”. Sebenaranya banyak single-single lainnya dan yang pasti penikmat music di
Indonesia ga akan merasa kecewa saat mendengarkan petikan-petikan gitar dan
alunan suara dari sang vocalis, Abdul.
Here they are, playlist lagu mereka yang wajib di download:
Beauty is You
Bodoh Untuk Setia
Joss
Agar Kau Mengerti
Tiada Batas Menunggu
Happy Ending
Mulailah dengan Cinta
Proses Melupakanmu
Aku Suka Caramu
Ku cinta Kau Lebih Dari Kemarin
yah sebenernya masih banyak banget Indonesia punya music Jazz, begitu pula penyanyinya yang tak akan kalah hebatnya dengan negara-negara luar lainnya. seperti Dr. Tompi, Andien, Dewa Bujana, dan masih banyak lagi. dan berharap banget ke eksisan music Jazz di Indonesia terus berkembang dan bahkan akan membawa pengaruh yang baik buat Indonesia khusunya dimata Luar Negeri :)
Sources: