YayBlogger.com
BLOGGER TEMPLATES

Kamis, 19 Desember 2013

Terlambat

Iya mungkin ini kata yang tepat untuk kita. Terlambat. Oh sepertinya harus saya ralat. Aku. Bukan Kamu ataupun kita tapi aku sendiri. Aku yang baru menyadari akan kepergian mu. Bukan kepergian hanya sesaat tapi merelakan kepergianmu. Selamanya. Yang mungkin tak akan menggandeng tanganku lagi.
Menggandeng kataku?? Tidak.
Aku yang tak pernah menginginkan walau sekedar kamu mendekap erat jemariku. Munafik. Iya itu aku, Masih saja aku yang menjadi objeknya. Ketakutan ku terbukti. Andai kamu bisa membaca mataku, aku yang sedari dulu benci akan punggungmu. Kenapa?? karena setiap kali melihat punggung mu, aku harus tersadar ini kenyataannya bahwa waktu yang telah mengakhiri pertemuan kita sore itu. Kamu yang berjalan menjauh dari bus yang telah aku naiki untuk mengantarkan ku kembali ke rutinitas awalku.
Masih ingatkah?? Kamu yang menjemput ku sore itu. Di salah satu pojok terminal yang akan mempertemukan kita setelah kita berjanji untuk mengakhiri hari sibuk kita bersama. Kamu yang telah menunggu ku. Duduk dengan santainya diatas motormu, mengepulkan asap rokok, selayak nya tak pernah jengah seberapa lama lagi kamu menunggu akan kedatanganku.
Salah.
Kamu yang tak pernah bisa memalingkan pandangan mu sedetikpun. Mengamati satu persatu bus antar kota yang mulai memasuki peron terminal. Berharap ada aku yang keluar dari sana. Jelas tampak terlihat wajah mu merona saat aku menghampiri motormu.
"Lama! harus menunggu berapa lama lagi aku! Buang - buang waktu!"
Kamu maki aku, Kamu jitak kepalaku. Tak ku hiraukan ocehan mu, aku lantas merebut rokok yang akan kau nyalakan lagi, entah itu untuk yang keberapa lagi.
"Naik!"
Dan tanpa katapun motor sudah melesat mengepulkan asapnya membawaku entah kemana. Masih dalam diam. Aku masih saja dapat merasakan aroma parfum mu yang bercampur dengan kepulan asap kendaraan lain di kota yang semakin sesak dan tak mengiraukan paraunya bayi - bayi manusia yang merindukan sejuknya udara segar. Tapi ada yang aku suka lagi. Ya dipinggiran pantai itu, ada kamu, parfum mu, langit yang mulai memerah, aroma nya berbaur menjadi satu. Manis.
Masih dalam diam. Seperti kau sudah dapat membaca pikiran ku, kamu sudah kembali membawakan mie ayam kesukaan ku, lontong kupang yang tentunya itu untuk mu yang sudah mendarat tepat di depan meja pesanan kita. Seperti kebiasaanmu, kamu lupa berdoa. Bebal!
Aku biarkan kau sibuk memotret ntah itu apa,, sedangkan aku sibuk dengan pikiran ku sendiri. Menikmati hilangnya senja bersama (kamu) lamunanku. 
"Pulang. Magrib"
"Sebentar lagi"
"Aku tinggal kamu disini kalau gitu"
"ya sudah. pulang sana. Naik becak sendiri"
"Kamu rela aku diculik, dibawa kabur orang??"
"Rela!"
Bodoh! Kenapa jawaban itu yang kamu ucapkan! Padahal aku berharap kamu berucap sebaliknya dan mencegahku untuk pergi.
tak kau hiraukan aku yang kempas kempis menahan amarah ku. Tentu saja dengan maksud bercanda. Kamu masih saja sibuk dengan gadget mu. Aku beranjak. Kau tarik tangan ku meminta ku untuk duduk lagi. Tentu saja tanpa kata.
Aku tersenyum (dalam batin)
Apa kau tak mengetahui..
Aku merindukan bicara kasar ke kamu hingga kau pertanyakan padaku tak bisa kah aku berbicara sedikit lembut kepadamu?? Andai kau tahu alasannya, itulah caraku untuk tak senyum saat ada di dekat kamu. Jantungku seolah akan mencuat keluar saat aku berbicara menatap mu. Ketahuilah aku tak pandai menutupi perasaanku. Hanya itu yang bisa aku lakukan.
Ketahuilah..
Aku merindukan memaki - maki kamu
Aku merindukan kepulan asap rokok mu yang selalu aku benci
Aku merindukan saat dimana kamu yang menelepon dijam-jam makan siang
Aku merindukan kamu yang berusaha mengungkapkan "aku kangen kamu" ke aku dengan bahasa dan isyarat yang lain
Aku merindukan berdebat dengan mu, mendebatkan hal - hal sepele
Aku merindukan permainan "drama kolosal" mu
Aku merindukan kamu yang mengomel akan aku yang tak segera mengganti handphone butut ku, mengomel tak segera menghidupkan ym ku.
Aku merindukan twitwar mu
Aku merindukan  menelepon kamu hanya sekedar menanyakan printer ku yang rusak
Aku merindukan jitakkan mu saat kaki ku yang tak kunjung turun dari kursi bioskop orang lain
Aku merindukan kamu yang selalu berteriak - teriak depan telinga ku
Aku merindukan kamu yang tiba-tiba datang di depan rumahku
Aku merindukan hal-hal bodoh dan gila mu yang itu kau lakukan demi aku.
Aku merindukan ocehanmu, bercerita tentang team sepak bola favoritmu
Aku merindukan mengomel akan kamu yang tak segera menunaikan sholat mu
Aku merindukan saat duduk diselasar cafe itu, menikmati hujan bersama dan memperhatikan kamu diam - diam saar menyesap kopimu
Aku merindukan kamu yang selalu mengusahakan aku
Aku merindukan kamu yang mengantarkan ku pulang walaupun telah larut walaupun kau tahu jarak rumah mu dengan rumah ku akan memakan waktu lebih dari sejam.
Aku merindukan raut muka sebal mu yang telah aku acuhkan saat aku bersama teman - teman
Aku merindukan kamu yang mencuri - curi waktu yang hanya sekedar ingin menggenggam tangan ku
Aku merindukan kamu yang mencari tahu semua lagu - lagu kesukaan ku ataupun lagu yang sedang aku putar
Aku merindukan ocehan mu saat di toko buku akan aku yang memilih novel remaja belasan tahun, dan itu bisa menghabiskan waktu berjam - jam dan tak perdulikan kamu yang sedang kehausan
Aku merindukan kamu.. Aku merindukan kamu.. dan aku masih merindukan kamu.
Andai Tuhan memberikan waktu kembali, bisa kita ulang saat dimana kamu tiba - tiba menghentikan motormu, di dalam hiruk pikuknya jalan bundaran Waru, kamu bilang dia sedang mogok dan ternyata itu dalihmu hanya ingin kau melihat mata aku untuk mencari jawaban akan "permintaan mu" yang terasa kelu di lidahku ? Bisa?? Hanya lima menit saja?? Aku hanya ingin mengatakan "Iya"
Andai Tuhan memberikan waktu kembali, bisa kita ulang saat dimana kamu yang tiba - tiba datang ke kota ku tanpa sepengetahuan ku, kamu yang datang ke rumah hanya sekedar mengirimkan ku sebuah buku yang ingin aku beli jauh - jauh hari dan mengobrak - abrik permainan drama mu yang menurutku saat itu enggak lucu sama sekali?
Jika konser kemarin adalah waktu terkhir kita bersama, mengapa tak kau pulangkan saja aku besok paginya?? toh kita masih bersama sampai pukul setengah dua pagi??
Jika kepindahan ku ke Gresik adalah penyebab kita menjauh kenapa tak ku urungkan saja semuanya??
Aku benci merindukan mu
Aku benci kamu yang tak dapat membaca mata ku
Aku benci kamu yang tak dapat membaca isyaratku

maafkan aku yang kini membiarkan mu pergi..


Senin, 02 September 2013

JENUH!

kamu pernah merasakan dan berada di titik jenuh??
bagaimana rasanya??
ya sekarang ini yang ku rasakan.
Berada di titik jenuh. Jenuh dengan rutinitas yang ada.
Jenuh dengan semua pekerjaan keseharian, uang, Ms. Excel, Invoice, Surat Berita acara, ordering, email, selisih paham dengan staff, ngajar, kerja dalam target.
akkkk aku benar-benar jenuh dengan semua ini.
Manusia sekali bukan??
Dan sekarang kepala benar-benar beraaaaattt banget. PENING! >,<
Bantu aku tetap survive dalam kondisi ini Tuhaaan :((

Jumat, 30 Agustus 2013

Kala Senja itu

Masih ku amati kala senja itu, kamu duduk di dekat pematang. Menghirup dan menyesap kopimu walau sudah agak dingin. Kau sudah mendiamkannya karna kau terlalu sibuk dengan kamera yang kini ada di pangkuanmu.
Angin itu datang, semilir. Rambut mu tersibak. ahh, wangi menthol itu masih sama. Yang aku tahu setiap berada di samping mu, wangi itu yang selalu aku suka.
Sekilas lirik kau masih asyik dengan pikiran mu sendiri, memandang lukisan Tuhan. *deg* kau menggenggam tangan ku. Ku pandangi kau tajam. Walau tanpa suara kau mengerti arti pandanganku.
Kau tak hiraukan pandangan ku. 3 menit 5 menit jantung ini terus meronta saat telapak tangan ini bertaut dengan telapak tangan mu.
"kenapa?" tepat kau menghunusku dengan tatapan mata itu. Tatapan mata yang selama ini selalu ku hindari.
Lidah ku kelu. Tak sepatah katapun yang dapat ku jawab dari pertanyaanmu.
Kunikmati jingganya sore itu dengan senyum dalam bathin.

Jumat, 02 Agustus 2013

Ramadhan Ini....

Tuhan.. maafkan aku sebelumnya..
Ya mungkin aku adalah satu dari berjuta umat mu yang terkadang jauh dari Mu.
Bukan. Bukan itu maksudku untuk menjahuiMu.
Aku masih berusaha menjadi pribadi yang lebih baik. Walau harus tertatih untuk menjalaninya.
Maafkan aku pabila ramadhan ini ibadah yang ku lakukan belum bisa dikatakan sempurna. Jauh bahkan. 
Alasan kesibukan? mungkin dalam benak Mu.. Klasik! 
Tapi aku tak mau menyebutnya demikian. Ini salah ku. Tak memanfaatkan moment indah ini dengan baik.
Aku yang masih absen dalam sholat terawih, untuk membaca asma Mu dalam Al-Quran?? ah sudah lah mungkin bisa dihitung oleh jari. 
Tuhan.. izinkan aku menyempurnakan ibadah ku di bulan terindah ini yang hanya beberapa hari saja akan usai. 
Tuhan jika ini menjadi Ramadhan ku yang terakhir masih sudi kah Kau untuk sedikit saja memberiku tenggang waktu setelah ramadhan ini untuk ku menyempurnakan sholat wajib ku?
Mengukir senyum terindah di wajah kedua orang tua ku?
Tapi aku masih berharap aku masih dapat menghirup wangi nya walau sedikit bulan Ramadhan depan sampai batas waktu yang Kau tentukan.
Maafkan aku :'(

Rabu, 24 Juli 2013

Hanya Sebuah Cerita :)



Wanita terbodoh yang ada di jagad ini. Aku. 

Entah berapa kata lagi yang mampu menuliskan kerinduan ini. 

Merindukan kamu yang fana. 

Aku yang tak pernah lelah untuk terus menarikan jemari ku, menuliskan kamu di setiap tulisan – tulisan ku. 

Kamu. Cerita yang telah lama telah mengendap yang mungkin sudah lama aku ingin ceritakan. 

Kamu.  Hadirmu terkadang membuat ku kembali tersenyum saat mengingatnya. Tak ada seorang pun yang paham. Hanya aku. Muncul dengan kesederhanaan mu. Mengungkapkan kau mencintaiku. Ragu rasa tertindih akan asa. Tuhaaan kenapa aku bisa mencintainya? 

Kamu. Tak tertuangkan hanya sekedar kata. Namun kamu tak pernah menyadari begitu aku memuja mu. Sudah kubiarkan diri ini tenggelam terlalu dalam. Kamu membunuhnya seketika. Lelah. Kamu yang tak lagi menegurku dengan riang mu. Kamu bukan lagi ku kenal. Kamu melipat dan membuangnya dengan tega.

Kamu. Berjanji untuk kembali. Aku tau itu mungkin dalam waktu yang sangat lama. Aku menanti. Bodoh. Dan setiap malam yang mengerikan ada rongga yang ku isi dengan doa. (Mungkin)Kamu tak pernah ingin pulang, kamu tidak ingin kembali. Karena aku tidak pernah jadi tempat kamu pulang. (Tere Liye dalam novel Sunset Bersama Rossie)

Kamu. Aku mencintaimu walau kamu seperti badai yang mampu memhempaskan  harapan. Kamu. Begitulah aku mencintaimu walau kamu kini hanya sebuah cerita...

Selasa, 16 Juli 2013

RIBET!

Hadirmu mungkin bagai momok yang aku tak pernah tau kapan itu awalnya. Seolah dengan kuasa mu, kamu (mungkin) mampu menghancurkan tegar nya karang. Kamu nahkoda. Ya nahkoda akan ego mu yang tak jera. Dengan terpaan ombak dan bisunya karang tak pernah kau hiraukan.

Batu!

Entahlah itu aku yang miliki ego terlalu menjulang, atau kamu yang seakan tak mengerti adanya angin yang berbeda dari mataku.

Awalnya?? Ah sudah lah mungkin sebentar lagi seperti lelaki yang lain, kebisuan ku akan menyurutkan nyali mu, dan akhirnyaaa.. tiba-tiba menghilang.

Tapi kamu? Seolah tak kenal apa itu arti kediaman ku. Aku telah berkecipak dengan air, ya sudah selami saja sekalian. Urusan besok akan selamat dengan bahagia atau tenggelam dengan penyesalan akan kupikirkan nanti. Itu mungkin pikir mu.

Namun aku? Terkungkung dalam baris ribuan tanda tanya. Aku masih saja setegar karang, menjaga ego, menepiskan luka yang kian membujur dalam palungku. Aku masih saja membisu memperhatikan setiap gerak mu yang aneh. Kamu yang mencoba pelan – pelan menyusun isyarat. Bahwa aku teramat indah di hadapanmu.

Nyaman. Itu kata yang sanggup aku ucapkan. Itu sekarang. Entah lah untuk esok. Aku yang menggantungkan jawaban itu.

Waktu melesat bagai roket.

Arti hadirmu kini seperti piasan warna jingga di sore hari. Kini aku baru menyadarinya. Aku yang dulu tak pernah peduli akan lukisan Tuhan itu tapi sekarang waktu berbalik. Waktu di mana (kita) aku yang biasanya telah mengakhiri rutinitas untuk sehari ini, menunggu kau menelpon.

Klasik!
Tapi ini apa adanya.

Yah selepas ku menunaikan tugasku atau disela waktu makan siang, kamu (dulu) menyempatkan waktu  untuk menelepon, sekedar hanya ingin menanyakan kabar apakah aku baik-baik saja. Aku baik-baik saja. pastinya. BAIK dengan versi ku sendiri. Tapi tak satupun itu ada kamu di layar Handphone ku. Kamu seperti menghilang. Kebiasaan mu (dulu) sudah tidak lagi. Mungkin itu jawaban ku? Mungkin ini keputusan mu? Karena semua tidak lagi. Aku yang telah membuatnya rumit. Itu kata mu. Maafkan aku. Dan waktu (mungkin) nanti akan berbaik hati pada kita.

Kamis, 20 Juni 2013

Berbagi?


“Tetapi menyenangkan menemukan ada orang yang mendukung menggapai mimpi. Perasaan senang ini tidak datang setiap hari. Mereka hanya sesaat. Kadang tidak tahu hingga kapan mereka ada. Tapi berjanjilah untuk menikmati hari ini.”
-@perempuansore-

Wanita kotor yang selalu berusaha untuk menikmati apa yang dirasakan hari ini. Saya. 
Tak ada yang selalu manis dari hidup ini. Seperti coklat. 
Bukankah coklat yang sering kali kita rasakan itu lezat? Tunggu dulu. Pohon coklat awalnya itu pahit kemudian setelah diolah akan menjadi manis. Sama halnya dengan hidup ini. Terkadang kita merasakan pahit, getir menjalani segalanya. Lalu bagaimana cara kita dalam menghadapinya. Mengolahnya dengan sabar bersama orang – orang yang selalu mendukung kita, menyayangi kita agar semuanya menjadi semanis coklat.

Lalu relakah coklat itu dibagi?
Tak ada yang sempurna, tak ada yang ideal.
Manis yang hanya sesaat kini saatnya membagi.
Ya.. kini harus membagi dengan rela kepada sang waktu. Menebaskan mimpi akan adanya jurang yang terbentang. Saat nya mengubur mimpi itu sendiri. Dan tetap menikmati hari ini. Sendiri.

Kamis, 07 Februari 2013

Satu Rindu

Hujan teringatkan aku
Tentang satu rindu
Dimasa yang lalu
Saat mimpi masih indah bersamamu

Terbayang satu wajah
Penuh cinta penuh kasih
Terbayang satu wajah
Penuh dengan kehangatan
Kau ibu Oh ibu

Alloh izinkanlah aku
Bahagiakan dia
Meski dia telah jauh
Biarkanlah aku
Berarti untuk dirinya
oh ibu oh ibu kau ibu
(Opick-Satu Rindu)

Samar-samar dari dalam bilik kamar, ku dengarkan baik-baik tiap detail lyric lagu ini.
Salah kah aku menyimpan rindu pada seseorang yang jelas bukan milik ku??
Salah kah aku yang masih menangisi tentang kepergiannya??
Salah kah aku yang terlalu menyayanginya??
Bukan suatu kemunafikan, hanya rasa yang timbul karena terbiasa.
Sosok yang sudah hampir 7 tahun ku mengenal nya.
Bukan dari rahimnya pula lah aku dilahirkan.
Bukan dari peluh keringatnya pula aku dibesarkannya.
Tapi perasaan yang dengan sendirinya muncul karena telah memiliki. 
Izinkan aku menyimpan tangis air mata disaat aku mulai teringat akan dirimu. 
Izinkan aku terus memeluk bayangan dirimu yang telah sirna. 
Aku tak sedikit pun ingin melukai mu, hanya tak kuasa harus mengingat semua kenangan dari wajah bersahajamu. 
Aku mencintai mu seperti aku mencintai ibuku sendiri.



Aku tetap merindukan mu...

Rabu, 06 Februari 2013

(Y)

Kamu TAHU satu-satunya ALASAN mengapa Allah memisahkan kita?
  Karena kita terlalu DEKAT, melampaui yang seharusnya

Kamu tahu alasan mengapa Allah mencipta JARAK antara kita?
  Karena Allah ingin kita saling MENDOAKAN , dalam jauhnya pandangan sekalipun .

Kamu tahu alasan adanya kelopak pada mata?
Untuk membiarkannya terpejam, BERISTIRAHAT dari memandangmu dalam NYATA .

Sesekali aku hanya ingin BICARA , sekadarnya saja , tidak lama .
Setidaknya sapalah aku ketika kita bertemu mata ,
Namun di balik telapak tangan ini, sebuah NAMA terukir INDAH ,
Belum dapat ku baca..KATA Allah masih RAHASIA
  sabar itu indah jika dinanti bersama Allah,, :')
@I Love Hijab

EMPAT HAL SEBELUM TIDUR

bismillahirrohmanirrohim..
apa yang kita lakukan sebagai umat muslim sebelum kita memejam kan mata untuk mengakhiri rutinitas seharian??
sedikit cerita dari sang Rosul. Semoga menjadikan tauladan yang baik untuk kita sesama muslim :)
 
Rasulullah berpesan kepada siti Aisyah ra.

“ Ya, Aisyah! Jangan engkau tidur sebelum melakukan empat perkara yaitu :

1. Sebelum khatam al-Quran
2. Sebelum menjadikan para nabi bersyafaat untukmu di hari kiamat
3. Sebelum para muslimin meridhai engkau
4. Sebelum engkau melaksanakan haji dan umrah “

Bertanya siti Aisyah :
“Ya Rasulullah ! bagaimana aku dapat melaksanakan empat perkara seketika? “

Rasul tersenyum dan bersabda :

1. “Jika engkau akan tidur , membacalah surat al –Ikhlas tiga kali
Seakan-akan engkau telah meng-khatamkan Al-Quran

Bismillaahirrohmaan irrohiim,
‘Qulhuallaahu ahad’ Allaahushshamad’ lam yalid walam yuulad’ walam yakul lahuu kufuwan ahad’ ( 3x )


2. "Membacalah shalawat untukku dan untuk para nabi sebelum aku" maka kami semua akan memberimu syafaat di hari kiamat “

Bismillaahirrahmaan irrahiim, Allaahumma shallii ‘alaa Muhammad wa’alaa aalii Muhammad ( 3x )

3. “Beristighfarlah” untuk para mukminin maka mereka akan meridhai engkau

Astaghfirullaahal adziim aladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuum wa atuubu ilaih ( 3x )

4. Dan perbanyaklah “bertasbih, bertahmid , bertahlil dan bertakbir” maka seakan-akan engkau telah melaksanakan ibadah haji dan umrah

Bismillaahirrahmaan irrahiim, Subhanallaahi Walhamdulillaahi walaailaaha illallaahu allaahu akbar ( 3x )

( Tafsir Haqqi)

setidaknya marilah kita mengikuti apa yang disyariatkan oleh Rosul kita. Karena diwaktu kita tidur, kita tidak akan tahu kapan batas umur kita besok. Setidaknya sebelum Allah mengakhiri umur kita pada saat kita tidur pada malam hari, kita sudah mempersiapkan bahwa raga dan arwah kita dalam keadaan khusnul khotimah. Amin..

Wallahu a’lam bishawwab

Source: I love Hijab