Selamat ya kak kemarin tanggal 4 April 2012, kamu sudah resmi melepas masa lajang mu. Dan siap buat nata masa depan baru dengan keluarga baru. Bahagia, iya aku turut bahagia. Bahagia yang terselip duka. Aku bahagia sangat, ngelihat kamu dirias yang akan melaksanakan akad nikah, sungguh cantik, aku gak bohong, beda dari biasa nya. Tapi itu berarti sebentar lagi kamu bakalan ninggalin rumah ini dan nempatin rumah mu yang baru bersama keluarga barumu, hal ini yang sebenarnya aku khawatirkan. Itu berarti mama akan ada di rumah sendiri disaat aku sama adek ada di Surabaya. Dan kamu akan jarang nengok ke rumah. Jujur, rasanya baru kemarin kita masih maen-maen bareng. Baru kemarin kan kita dibelikan mama baju merah bunga-bunga kembaran bertiga. Baju itu gak akan pernah aku lupa. Kita yang dulu sering main sore-sore setelah pulang ngaji, dan inget banget aku minta foto sama pak Yo buat motoin kita di taman nya Pak de Dradjat yang baru di perbaikin. Inget gak dulu kita yang pernah digebukin mama habis-habisan pas kamu ngajakin maenan aer sebelum berangkat ngaji bareng. Dan kamu, orang termalas sedunia (mungkin) yang disuruh buat pergi ngaji sama mama. Aku sudah nyampe 2 halaman iqro'nya kamu dengan santainya baru dateng -___-" dan kamu anak paling bodoh sejagat raya ini yang mau-maunya disuruh mama bakar buku-bukumu saat mama udah capek marahin kamu, gara-gara kamu males banget buat belajar baca. Aku masih inget semua sampai sekarang. Dulunya kita sering banget berantem, gara-gara hal yang sepele. Banyak banget hal sepele bisa jadi besar, sampe akhirnya aku yang nangis dan kamu jadi barang makian mama. Dan kini, kita sama-sama sudah menginjak masa dewasa. Aku akan menamatkan bangku kuliah, dan kamu, kamu akan menjadi seorang ibu.
Kak sebenarnya aku iri, kamu yang tamat dari SMA sudah bisa cari uang sendiri. Sudah tak minta sepeserpun uang sama mama papa lagi. Iya aku tahu, kamu memang cuma tamatan SMA karena kamu sendiri yang memutuskan buat gak mau melanjutkan sekolah lagi. Tapi walaupun demikian kamu gak pernah kekurangan. Kamu juga gak pernah lupa buat kasi aku, dan adek uang saku tambahan, uang pulsa tambahan. Kamu sungguh beruntung. Dan lebih beruntung lagi kamu punya dua orang tua, Dan dua keluarga. Yang masih utuh keempat empatnya. Sungguh rasanya aku bagai di dunia sinetron. Kenyatan yang sebenarnya, saat terlontar dari bibir mama secara langsung. Aku hancur, entah aku tak pernah bisa membayangkan betapa hancurnya hati mama saat harus menceritakan semua ini secara jujur dan sesuai kenyataannya. Aku bisa merasakan perasaan mama saat itu. Lidah mama kelu, dan semua nafas nya seolah tercekat. Airmata terus berlinang dari wajah putih mama yang mulai menua saat beliau harus menceritakan apa dan siapa kamu sebenarnya. Tapi kamu, tetap jadi kakak terhebat ku, walaupun kita gak pernah lahir dari rahim yang sama, kamu, kakak perempuan ku yang paling beruntung di dunia ini. Aku bukan lah anak mama yang pertama, aku tetap anak mama papa yang kedua. Aku tak mau jadi anak pertama. Karena kamu yang kelak akan memimpin aku dan adek saat mama papa telah tiada nanti.
Dulu aku bener-bener memimpikan memiliki kakak ataupun saudara laki-laki, tapi sekarang enggak lagi, aku tahu dan sadar itu gak mungkin terjadi. Aku sudah sangat beruntung dengan keadaan ku sekarang, aku sungguh beruntung memiliki keluarga seperti ini. Suami dari mu itu sudah sama saja seperti aku punya saudara laki-laki dan itu sudah cukup.
Aku cemburu saat bapak mu itu datang di acara akadmu kemarin, sungguh aku muak dengan nya. Tapi aku bisa apa, aku hanya bisa pandangin dari jauh. Karena yang berhak nikah kan kamu ya dia. Tapi aku yakin kamu gak sayang sama orang itu kan, beda rasa sayang mu saat sama mama papa. Aku yakin itu. Maavkan aku kak, aku jujur tak suka sama bapak mu itu.
Kak, besok sabtu mungkin hari yang paling indah dalam hidup mu, dan tidak untuk ku. Itu berati sebagai isyarat dan tanda akan kamu ninggalin rumah ini. Aku berharap kamu bisa sering-sering nengok rumah ini lagi. Jujur aku khawatir kamu akan kerasan disana. Kalau kamu kerasan disana, gak akan ada lagi martabak dan gorengan setiap akhir pekan saat kamu pulang dari kerja, gak akan ada lagi yang dengan hafal dan belikan obat alergiku saat sudah tinggal sedikit. Gak ada lagi baju-baju yang masih bagus tapi kamu sudah gak muat buat dipakai lagi. Gak ada lagi pijatan-pijatan saat mama papa kecapekan. Gak akan ada lagi yang setiap pagi nyapu halaman rumah disaat aku masih dengan pulasnya sepulang dari Surabaya. Tapi aku janji tugas-tugas dirumah yang dulu jadi tanggung jawab mu aku akan gantikan. Sebagai tebus ku selama ini.
Selamat tidur kak,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar