YayBlogger.com
BLOGGER TEMPLATES

Sabtu, 04 Januari 2014

Seperti Pelangi

"Andai di hatimu hanya aku cintamu.. melukiskan inginku walau kini ku mengerti kau bukan untuk ku..
Harusya ku tak pernah mencinta mu
Walaupun semuanya indah
Kau yang tak mungkin ku miliki
Seperti pelangi ku hanya bisa menatapmu " - dygta

Senyap hujan diluar sana. Sayup aku mendengar lyric itu dan Menguar  seluruh kenangan kejadian beberapa hari yang lalu.

Menyalahkan keadaan?? Rasanya ini tak adil. Kita yang memulai harusnya kita pula yang harus mengakhiri. Walau hati benar-benar tak ingin ini berakhir.
Aku harus mengiyakan pabila kau pernah mengatakan cinta ini sangatlah sederhana. Kita sendirilah yang membuat rumit.
Kamu. Penyebab ego dan hati ini harus berperang setiap hari.
Dan aku?? Wasit dari perang dingin ini. Aku harus memilih ego dan menghancurkan hati saat nama kamu mulai bergelayut di otak ku. Seakan ku tak perduli menggigilnya hati ini saat aku mulai mendiamkan mu. Ini menyesakkan. Sungguh.
Perih tertindih oleh rindu.
Jangan pernah tuk salahkan aku. Aku hanya tak ingin hati ini terluka lebih dalam.
Aku pikir ini salahku telah membiarkan hati ini jatuh kebahagiaan yang kau ukir dalam kesendirianku. Dan sekarang, aku harus mengangkat dia, menampar dengan tega bahwa sudah saat nya melangkah sendiri (lagi).

Awalnya??
Aku pikir  kamu akan mendampingi hati yang kian lama telah membeku, aku pikir kamu yang akan mencerahkan hati yang telah terbungkus luka. Membalut bekas jahitan luka yang telah lama terbujur.

Namun jika aku tahu kau akan memberikan sayatan baru,sedari dulu tak kau biarkan kamu menapakki masuk.
Ini salahku
Kau seakan membisu. Seakan kau tak pernah hiraukan aku yang menantimu. Kau yang tak pernah mengusahakan aku.
Ya aku bodoh.
Membiarkan kau masuk saat kau (masih) bersamanya.
Kau tak pernah melihat ada aku yang  mengulurkan doa. Membunuh kerinduan dengan bengisnya. Menikam kecemburuan saat kau bersamanya.
Aku baik-baik saja. Ya. Selama aku bisa menantimu Aku masih baik-baik saja.
Lalu kini. Hati telah membuncah. Benteng pertahanan ku telah terguncang oleh ego yang kian menjulang.
Maafkan aku.
Walau kini hanya bisa menatapmu lewat berbagai social media mu aku harap kamu masih baik - baik saja. Itu sudah cukup.
Walau kamu seperti pelangi dan aku bisa menatap keindahanmu itu dari jauh, semuanya lebih dari cukup.
Maafkan aku. Aku harus nikmati kesakitan ini sendiri.
Maafkan aku yang lebih memilih ego dan menikam hati.
Aku masih menyayangimu walau kini kau hanya seperti pelangi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar